Potang Balimau, Aktifitas Budaya unik Ditepi Sungai Maek
Destinasi-Wisata,- Tradisi potang balimau menjadi salah satu kegiatan unik di Batang Maek, Nagari Pangkalan, Kabupaten Limapuluh Kota, provinsi Sumatera Barat (sumbar). Hal ini selalu dilakukan jelang memasuki bulan suci Ramadhan oleh masyarakat setempat. Kegiatan tersebut bahkan menjadi kalender wisata dan budaya pemerintahan setempat. Dalam kegitan itu, masing-masing jorong yang ada di nagari (desa adat) mempersiapkan kapal yang dihias sedemikian rupa. Bahkan satu kapal menghabiskan dana jutaan rupiah untuk acara ini.
Menoleh kepada peradaban masyarakat Nagari Pangkalan dari dahulu ditemui sebuah kesimpulan. Nenek moyang orang pangkalan adalah orang-orang yang memiliki jiwa dagang. bahkan wilayah perdagangan mereka sudah merambah jauh sampai ke pulau Kalimantan yang disebut Borneo. Saat belum ada jalan darat, maka jalur sungai dan laut menjadi pilihan utama. Hal itu disampaikan Anggota DPRD Limapuluh Kota, Fraksi Golkar, Dela Elmaifa, Jumat (26/5), di Pangkalan.
“Dari sanalah bermula potang balimau, pada 1800 sebelum masehi, sore menjelang malam pertama bulan Ramadhan, warga nagari pangkalan berjejer di tepian batang maek untuk menyambut kedatangan para kafilah dari sambas dengan membawa mimbar mesjid,” ujar Dela.
Dela menambahkan, potang balimau merupakan aktivitas budaya yang selama ini selalu dijaga pelaksanaannya secara bersama. Waluapun sejatinya masih banyak masyarakat yang gagal untuk menjelaskan perihal asal muasal potang balimau.
“Kita dapat memetik hikmah dari setiap pelaksanaan kegiatan yang menelan biaya cukup besar ini, tambahnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Limapuluh Kota Ferizal Ridwan, S.Sos mengatakan, tradisi balimau tersebut jangan sampai menimbulkan kegiatan maksiat yang akan merusak kepada tujuan balimau itu sendiri. Jika setiap kegiatan budaya dikemas dengan baik tentu hal itu akan berakibat baik juga kepada masyarakatnya. Berkumpulnya masyarakat pada suatu tempat untuk menikmati balimau, dikesempatan itu juga dapat saling menjalin silaturahmi dan bermaaf-maafan.
“Pemerintah daerah cukup mengapresiasi kegiatan masyarakat ini, jangan sampai kegitan budaya yang sudah berlangsung lama itu tercemar oleh hal-hal yang diluar batas ketentuan. Jangan sampai kita lupa untuk kembali menjalin silaturahmi pada kegembiraan menjelang memasuki bulan suci Ramadhan 1438 Hijiriyah ini,” kata wabub.
Dalam hal itu, Pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota akan mengeluarkan himbauan-himbauan, bahwa semua umat muslim bisa melaksanakan kewajiban beribadah puasa dengan sebaik-baiknya, sesuai syariah. Dan kepada agama yang lainnya, agar bisa menghargai, berteloransi dan menghormati kepada yang melaksanakan ibadah puasa selama Bulan Suci Ramadhan.
“Kita berharap seluruh umat muslim dapat menjalankan ibadah puasa dengan sebaik-baiknya tanpa ada gangguan dari pihak manapun,” pungkas wabub yang akrab disapa Feri Buya itu.
Potang Balimau Batang Maek, Nagari Pangkalan, Kabupaten Limapuluh Kota |
Menoleh kepada peradaban masyarakat Nagari Pangkalan dari dahulu ditemui sebuah kesimpulan. Nenek moyang orang pangkalan adalah orang-orang yang memiliki jiwa dagang. bahkan wilayah perdagangan mereka sudah merambah jauh sampai ke pulau Kalimantan yang disebut Borneo. Saat belum ada jalan darat, maka jalur sungai dan laut menjadi pilihan utama. Hal itu disampaikan Anggota DPRD Limapuluh Kota, Fraksi Golkar, Dela Elmaifa, Jumat (26/5), di Pangkalan.
“Dari sanalah bermula potang balimau, pada 1800 sebelum masehi, sore menjelang malam pertama bulan Ramadhan, warga nagari pangkalan berjejer di tepian batang maek untuk menyambut kedatangan para kafilah dari sambas dengan membawa mimbar mesjid,” ujar Dela.
Dela menambahkan, potang balimau merupakan aktivitas budaya yang selama ini selalu dijaga pelaksanaannya secara bersama. Waluapun sejatinya masih banyak masyarakat yang gagal untuk menjelaskan perihal asal muasal potang balimau.
“Kita dapat memetik hikmah dari setiap pelaksanaan kegiatan yang menelan biaya cukup besar ini, tambahnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Limapuluh Kota Ferizal Ridwan, S.Sos mengatakan, tradisi balimau tersebut jangan sampai menimbulkan kegiatan maksiat yang akan merusak kepada tujuan balimau itu sendiri. Jika setiap kegiatan budaya dikemas dengan baik tentu hal itu akan berakibat baik juga kepada masyarakatnya. Berkumpulnya masyarakat pada suatu tempat untuk menikmati balimau, dikesempatan itu juga dapat saling menjalin silaturahmi dan bermaaf-maafan.
“Pemerintah daerah cukup mengapresiasi kegiatan masyarakat ini, jangan sampai kegitan budaya yang sudah berlangsung lama itu tercemar oleh hal-hal yang diluar batas ketentuan. Jangan sampai kita lupa untuk kembali menjalin silaturahmi pada kegembiraan menjelang memasuki bulan suci Ramadhan 1438 Hijiriyah ini,” kata wabub.
Dalam hal itu, Pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota akan mengeluarkan himbauan-himbauan, bahwa semua umat muslim bisa melaksanakan kewajiban beribadah puasa dengan sebaik-baiknya, sesuai syariah. Dan kepada agama yang lainnya, agar bisa menghargai, berteloransi dan menghormati kepada yang melaksanakan ibadah puasa selama Bulan Suci Ramadhan.
“Kita berharap seluruh umat muslim dapat menjalankan ibadah puasa dengan sebaik-baiknya tanpa ada gangguan dari pihak manapun,” pungkas wabub yang akrab disapa Feri Buya itu.
Post a Comment