Header Ads

Labuan Bajo Reverensi Pengembangan Pariwisata

 




Bandar Udara Komodo, Labuan Bajo, Provinsi Nusa Tenggara Timur sore itu sepi terlihat dari aktivitas penerbangan. Hingga maskapai milik Garuda Indonesia yang saya tumpangi pada tanggal 19 mei 2021 lalu berangkat dari Terminal 3 Bandara International Soekarno-Hatta mendarat di Labuan Bajo Komodo dengan baik pada hari itu. Menginjakan kaki di Timur Indonesia tidak semua orang dapat melakukan karena tingginya biaya transportasi domestik di negara ini. Dalam hal ini tentu pemerintah memiliki kewajiban untuk mengatasi fluktuasi harga tiket penerbangan domestik khususnya. Dalam hati saya berkata "Kapan ada maskapai low cost carrier agar setiap keindahan Indonesia ini dapat di eksplore oleh semua orang dan kelompok," dalam hati berkata. 

Namun, dalam kondisi tertentu meskipun tidak diinginkan fluktuasi harga tetap terjadi. Secara global fluktuasi harga barang dan jasa  dalam mekanisme pasar merupakan hal normal, karena dipengaruhi oleh faktor permintaan dan penawaran. Dalam ekonomi hal ini juga tidak memiliki intervensi. Ada kekuatan yang menggerakan pasar dengan pola invisible hand. So guyyss.. itu salahsatu persoalan yang tentu berdampak pada sektor pariwisata secara umum di Indonesia, yakni biaya transportasi. 

Nusa Tenggara Timur sebuah provinsi yang memiliki keterkaitan erat antara keindahan alam, adat dan budaya. Pengamat ekonomi dari International; Fund for Agricultural Development (IFAD) Dr James Adam, MBA mengatakan, Labuan Bajo bisa menjadi tujuan wisata terbaik setelah Bali. Dampak Pandemi COVID-19 memperlihatkan rendahnya aktivitas wisatawan di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat. 

Hari pertama di Labuan Bajo yang saya amati adalah infrastruktur. Secara administratif pulau berpenduduk memiliki luas 73,49 Ha ini, memperlihatkan progres pembangunan infrastruktur sebagai penunjang sektor pariwisata. Infrastruktur jalan dan penerangan. Terlihat, jalan dengan kondisi baik serta Penerangan Jalan Umum (PJU) yang memadai pada setiap ruas jalan. Tiang unik seperti kepala Komodo memperkuat brand mark kawasan tersebut menjadi destinasi terbaik di Indonesia.

Berlanjut pada hari selanjutnya, mengeksplore kawasan labuan Bajo tidak cukup dalam hitungan hari. Perlu financial yang cukup. Namun untuk mengatasi hal itu, ada Tourist Infomation Centre untuk bertanya destinasi-destinasi apa saja yang terbaik dan tidak terlewatkan oleh wisatawan yang memiliki low budget. Dalam kesempatan yang ada berikut destinasi yang saya kunjungi:


GOA RANGKO

Cantiknya kolam alami yang ada di dalam Goa rangko menjadikan tempat ini seperti magnet untuk menarik wisatawan mancanegara. Tempat ini dapat dikunjungi pada waktu yang tepat, sehingga dapat menikmati dan merasakan berenang di kolam Goa nan eksotik. Menurut informasi yang diperoleh dari Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Goa Rangko, wisatawan dari berbagai negara yang datang ke ke sini memilih waktu kunjungan pada siang hari. Hal itu dikarenakan Goa dalam kondisi diterangi cahaya  matahari di atas hamparan laut nan biru Flores.

Untuk menacapai tempat ini, membutuhkan waktu lebih kurang 1,5 jam dari pusat kota Labuan Bajo hingga sampai di suatu dermaga menaiki tranportasi air, yakni perahu motor yang di kelola masyarakat setempat. Tiket masuk Goa Rangko, tanpa biaya alias gratis karena Goa indah ini memang belum memiliki retribusi resmi. Anda juga bisa datang kapan saja karena objek wisata ini termasuk objek wisata yang masih belum banyak dikunjungi. Bagi kaum Muslim jangan risau untuk melaksanakan ibadah, ada Mesjid untuk melaksanakan ibadah sholat lima waktunya.


PULAU PADAR





Pulau Padar adalah pulau ketiga terbesar di kawasan Taman Nasional Komodo, setelah Pulau Komodo dan Pulau Rinca. Pulau ini relatif lebih dekat ke Pulau Rinca daripada ke Pulau Komodo, yang dipisahkan oleh Selat Lintah. Pulau Padar tidak dihuni oleh masyarakat. Di sekitar pulau ini terdapat empat pulau kecil. Pulau Padar dikenal sebagai pulau yang gersang dan tidak dihuni oleh siapapun. Pulau ini hanya di tempati oleh para pengelola destinasi pada setiap kunjungan wisatawan yang ada. 

Pulau padar letaknya cukup jauh dari pelabuhan di kota Labuan Bajo. Karena merupakan salah satu pulau di gugusan terluar, perjalanan yang kamu tempuh akan memakan waktu sekitar 3,5 jam. Dijamin tidak akan bosan, pemandangan pulau pulau dan laut biru di sepanjang perjalanannya akan selalu memanjakan mata.

Aturan-aturan yang ketat terhadap kawasan ini wajib dipatuhi, mulai dari persoalan sampah, pendampingan wisatawan, keamanan pengunjung hingga larangan merokok bagi setiap pengunjung. Iklan "Merokok dapat membunuh mu" tidak ada apa-apa nya di banding "Jika api puntung rokok mu membakar seluruh kawasan nan gersang ini" nah lho!?

Selain menyuguhkan keindahan rangkaian pulau tidak terputus, terik matahari di Pulau Padar akan merubah warna kulit kalian, coba saja kalau tidak percaya. Kehati-hatian saat tracking agar tidak sampai terperosot, jelas jarang sekali ditemukan pepohonan untuk berteduh dan berpegangan di kawasan ini. hanya rerumputan. 


PULAU KOMODO




Berada di sebelah timur Pulau Sumbawa, yang dipisahkan oleh Selat Sape. Pulau Komodo dikenal sebagai habitat asli hewan komodo dan menjadi Taman Nasional Komodo. Pulau Komodo juga diterima sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO, karena dalam wilayah Taman Nasional Komodo, bersama dengan Pulau Rinca, Pulau Padar dan Gili Motang. 

Menggunakan jasa travel agent atau pelaku wisata yang ada di Labuan Bajo Pulau Komodo dapat di kunjungi setelah kita dari Pulau Padar nan Aksotik dengan Speed Boat atau transportasi laut yang aman lainnya. Untuk Pulau Komodo sendiri, kita akan disuguhkan dengan aturan-aturan yang cukup ketat. Keamanan pengunjung menjadi hal yang tidak disepelekan oleh pengelola destinasi. Karena Komodo merupakan hewan buas yang berkeliaran bebas di kawasan ini. 

Maping kawasan dijelaskan detail agar setiap spot yang dikunjungi di kawasan ini dapat diketahui pengunjung atau wisatawan pada standar kemanannya.Guide atau pendamping perjalanan untuk eksplore kawasan ini ada 2 orang, di depan dan dibelakang rombongan membawa tongkat kayu. Berada dikawasan ini, wisatawan juga dapat mengambil moment berfoto bersama komodo, tentu Komodo yang sedang tidur atau pura-pura tidur dan didampingi pengelola kawasan setempat. jangan nekat cuyyy..!? ntar tangan buat selfie ente dipinjem Komodo.  Disini juga tersedia pasar oleh-oleh Pulau Komodo yang menjajakan berbagai pernak pernik sebagai oleh-oleh perjalanan anda.



Setelah selesai disini untuk kembali ke dermaga kota Labuan Bajo, suguhan Sunset bagai lukisan dari sabda-sabda nan indah menjadi pemandangan menarik. Selain itu melewati Pantai Merah, semerupakan pantai yang sangat popular dikawasan Taman Nasional Komodo karena pasirnya berwarna merah serta pemandangan bawah air yang sangat memukau. Juga Kanawa ,merupakan pulau Kecil yang terletak dibagian utara Pulau Komodo,surga bagi para pecinta pemandangan bawah laut. 

Dari catatan perjalanan ini, Dunia pariwisata Indonesia tidak diragukan lagi. Dan khusus dari perjalanan saya ke Labuan Bajo Nusa Tenggara Timur (NTT), wilayah ini memiliki teknik pengembangan pariwisata yang mumpuni dengan menggabungkan beberapa aspek penunjang kesuksesan sektor ini secara nyata. Aksesibilitas dan karakteristik infrastruktur pariwisata ini yang dapat saya tangkap dan menjadi catatan. Ada Visitor Experience and Resource Protection Model dan Carrying Capacity yang menjadikan Labuan Bajo menggeliat tajam pada sektor pariwisatanya. Labuan Bajo dapat dijadikan reverensi pengembangan wisata di daerah lain, karena bisa jadi memiliki kesamaan pada ketersedian alam dan potensinya.


Tetap Semangat, Boleh Lelah Tapi Tidak Menyerah, Semoga Pandemi COVID-19 berlalu.. Aamiin


No comments