Header Ads

Produk Budaya Balango Galo Gandang Lukiskan Kearifan Lokal

 Berangkat dari sejarah, evolusi panjang telah menciptakan produk-produk budaya di tengah-tengah masyarakat. Sebuah sinergi ditunjukkan dengan adanya ekspresi beragam berupa adat, karya seni, hingga pola pikir manusia yang terbentuk seiring berjalannya waktu. Evolusi budaya, dan karya budaya melukiskan bentuk kearifan lokal yang khas di setiap daerah.



Peluang kreatifitas pada masa ini banyak memunculkan industri kreatif yang ada sejak dulu bermunculan kembali di tengah-tengah masyarakat. Perlu dilakukan pendampingan secara berkesinambunagan dari pemerintah, asosiasi maupun kelompok pelaku agar setiap produk kreatif memiliki ragam corak dapat diminati pasar regional nasional maupun internasional.


Seperti hal nya, pengrajin gerabah di kawasan Galo Gandang yang memiliki potensi besar dalam industri gerabah tradisional di Indonesia. Gerabah Galo Gandang memiliki keterkaitan kuat dengan kuliner. Menjadi alat masak tradisional di Sumatera Barat (Sumbar), Gerabah mencipatakan rasa khas masakan tradisonal Minang seperti Asam Padeh, Gulai Ikan, Pangek Cubadak (nangka) dan lain sebagainya menyuguhkan aroma dan rasa masakan yang tidak akan mendustai lidah akan kenikmatan. 


Pembuatan gerabah cukup sederhana, mengunakan bahan tanah liat yang diambil dari persawahan masyarakat, pasir, pembakaran hingga menjadi wadah berupa periuk berbagai bentuk dan ukuran, di kerjakan oleh kaum perempuan yang terampil.



Gerabah Galo Gandang sudah ada sejak ratusan tahun. Namun dalam kondisi sekarang, industri kreatif masyarakat lokal ini terancam punah. Salahsatu faktor yakni dengan berkurangnya jumlah pengrajin karena usia pengrajin itu sendiri, dan juga rendahnya minat generasi penerus untuk menggeluti aktifitas ini.  

 Beberapa waktu lalu Ketua Umum DPP ADKI (Asosiasi Desa Kreatif Indonesia) Fikri El Aziz berkunjung ke Galo Gandang, Kabupaten Tanah Datar. Ia menilai produk kreatif masyarakat di Galo Gandang perlu dilestarikan karena berkaitan dengan perekonomian masyarakatnya. Perlu dilakukan kolaborasi dengan trand digital saat ini. 

"Perkembangan zaman, era globalisasi dan digitalisasi bukanlah ancaman  bagi industri kreatif masyarakat lokal. Tapi, lebih kepada peluang untuk mengembangkan produk-produk kreatif yang ada disetiap daerah di Indonesia. Tentu di siapkan platform digital nya agar pasarnya semakin kuas," kata Fikri. 

Dijelaskannya, ADKI berorientasi menjadikan desa kreatif sebagai energi dan diferensisasi dalam memajukan ekonomi kreatif di Desa. Dapat melahirkan berbagai Inovasi dalam percepatan pembangunan ekonomi kreatif di desa, untuk terwujudnya produk kreatif berkelanjutan serta membuka lapangan kerja seluas-luasnya bagi masyarakat desa itu sendiri. Disamping itu program-program yang dijalankan ADKI ke depan guna membantu desa-desa dalam menghadapi  pandemi covid 19, terutama di sektor ekonomi.

"Dalam hal ini ADKI bergerak di bidang pelatihan dan pendampingan nagari kreatif. Sehingga terbuka lapangan kerja, ekonomi terbangun melalui inovasi produk kreatif agar memberikan dampak positif kepada perekonomian masyarakatnya." Tutup Fikri.

Kepengurusan DPP ADKI disahkan berdasarkan Surat Keputusan (SK) Nomor 007/SK/A/VI/2021 tentang Pengesahan DPP ADKI Masa Jabatan 2021- 2024, berdasarkan SK tersebut, posisi Ketua Umum DPP ADKI dijabat oleh Tokoh Muda Penggerak Desa Kreatif, Fikri El-Aziz, Wamen Budi Arie Setiadi yang juga Ketua Umum Projo ditetapkan sebagai Ketua Dewan Pembina DPP ADKI, sementara Menparekraf Sadiaga Salahuddin Uno menjadi Dewan Pembina.

No comments